Mencoba Mengabdikan Kehidupanku

Rabu, 29 Juli 2015

Perjuangan Cicipi Pizza Kayu Bakar Bogor

Kalau jalan-jalan ke kota Bogor tak lengkap rasanya jika tidak mencicipi hidangan yang satu ini, "Pizza Kayu Bakar." Hidangan asal Italia ini bisa kita dapatkan di Kedai Kita.

Resto "Kedai Kita" amat populer bagi  pecinta kuliner, hampir semua blog dan website kuliner pasti menempatkan Kedai Kita dalam Top List kuliner wajib di Bogor.

Kedai yang terletak di Jalan Pangrango No. 21, Bogor, Jawa Barat ini selalu ramai dengan mobil berplat B, Jakarta. Kalau weekend atau libur panjang datang jangan harap anda bisa mendapatkan tempat kosong, semua full booked. Jika memaksa ingin makan di sana dipastikan anda akan mengantre lama sekali.

Dua kali saya ke sana, pertama Minggu 20 Juli 2015, baru saja ingin memarkirkan sepeda motor, sang juru parkir setempat langsung memberitahu bahwa sudah penuh, akan sangat lama bila menunggu. Besoknya Senin 21 Juli 2015 saya datang lebih pagi alhasil tetap saja rame disarankan untuk bertanya dulu ke dalam,  dalam hati "ah mungkin saja karena ini masih dalam libur lebaran, jadi rame."

Saya masuk dan benar penuh sesak sekali, udara bogor yang sejuk mendadak jadi panas, sumpek. Ada meja kososng itupun sudah di booked oleh yang mengantre. Mencoba ikutan antre ternyata sudah banyak yang antre dan lihat list antreannya bikin pusing 8 keliling....wiihhhh sampe segitunya ya ampun deh....seenak apa sih, penasaran jadinya.

Oke.. yah sudah lebih baik bungkus saja deh, ke bagian kasir dan lihat menu-menunya


                                                                   
Lumayan terjangkau harganya, pantesan saja rame apalagi kalau enak yah pantaslah. Biar gak nunggu lama lebih baik pesan take away saja, saya lalu memesan Pizza Bakar Spesial rasa BBQ Smoked Beef yang ditebus 70 ribu rupiah.

Saya kira hanya menunggu 10 menit ini 45 menit bro, bisa botak sariawan nunggu nih, daripada penasaran apa boleh buat pesan juga  terus capcus dulu main-main di sekitaran kota bogor.

Setelah keliling-keliling bogor kota selama 45 menit langsunglah meluncur  ke sana untuk ambil pesanan. Waktu mengambil Pizza, gak sengaja menguping pembicaraan konsumen dengan pelayan yang mau pesan pizza bakar dan menu lainnya tapi gak bisa lagi karena sudah full order, baru bisa order lagi jam 5 sore.Wow...Beruntunglah saya kalau begitu.

Dan inilah rupa sih Pizza Kayu Bakar yang diburu itu



Pizza ini memiliki tekstur tidak setebal Pizza Hut tapi tidak setipis Izzi Pizza atau Domino, jadi tidak tebal tidak juga tipis. Soal rasa saya cukup ajungin jempol, ternyata tidak sia-sia berburu kuliner ini, sangat cocok untuk lidah orang Indonesia.


Update : Susah-susah ke Bogor ternyata Kedai Kita sudah buka cabang di Jakarta, 
Jl. Taman Aries Blok H-1 N0.1, Meruya Jakarta Barat. 





















Share:

Curug Nangka Masih Alami Tapi....

Libur lebaran dari 15-26 Juli 2015, saya manfaatkan untuk berlibur ke kota terdekat dari Jakarta, Bogor. Hemmm... kok Bogor sih kenapa gak Bandung, Puncak atau yang lain?

Pertimbangan karena lebaran, biasanya kalau Idul Fitro harga tiket kereta, pesawat dan bus mahal sewa hotel juga naik harganya dua tiga kali lipat. Sudah itu berbarengan dengan arus mudik dan libur lebaran pasti macet.

Di Bogor ternyata banyak tujuan wisata loh..ada beraneka ragam curug atau air terjun, mulai dari curug Nangka, Luhur, Bidadari, Cilember, Seribu...pokoknya lumayan banyak

Mau wisata kuliner juga banyak, ada Pizza Bakar, Makaroni Panggang, Cupcake, Pie Stwaberry pokoknya banyak deh hehehehe

Nah sekarang saya bahas dulu Curug Nangka.Dari hasil googling sana sini ternyata curug nangka itu ada kaki Gunung Salak, daerah Ciapus Bogor. Curug ini masuk dalam kawasan RPH Gunung Bunder, kabupaten bogor.

Di daerah ini ada 3 curug loh....pertama curug Nangka, Curug Daun dan yang paling tinggi Curug Kawung. Tapi kebanyakan masyarakat serta traveler menyangka kalau yang paling tinggi itu Curug Nangka padahal bukan.

Saya mengendarai sepeda motor dari Cikeas ke sana dengan modal aplikasi navigasi android "waze," untungnya waktu perjalanan gak ada gangguan sinyal, jadi lancar. Lama perjalanan sekitar 1 jam.

Medan jalan yang kecil berkelok-kelok dan menanjak membuat mata ini menjadi segar dibuatnya. Nih buat kasih gambaran medan jalannya saya upload gambar dari google

2.bp.blogspot.com


adelesmagicbox.files.wordpress.com

Karena waktu itu lebaran hari pertama, tiket masuknya lumayan, saya naik motor boncengan habis 45 ribu rupiah. Dengan rincian motor masuk kena Rp 15000, tiket masuk perorang Rp 7500 (2 orang Rp 15000), peta Rp 5000 (2 orang Rp10.000), parkir Rp 5000. Parah mentang-mentang lebaran harga dinaikin dan muncul biaya-biaya siluman.

Karena penasaran dengan keindahan Curug yang paling atas yaitu curug Kawung, dua curug lainnya teracuhkan. Langsung saya jalan naik terus ke atas, eh..baru sebentar jalan nafas sudah ngos-ngosan..ampun deh. Bagi saya yang awam dan tidak pernah naik gunung, trakking ke Curug Kawung lumayan loh, apalagi kalau anda bawa istri dan anak bakal repot.

Untungnya sampe juga di atas, kali ini foto dari saya sendiri, pakai Hp butut....




Tidak lupa yang empunya blog juga mau selfie di depan Curug...hehehehe


Oh iya kawasan curug ini benar-benar masih asli, kita bisa melihat monyet liar berkeliaran di atas pepohonan. Tak jarang monyet-monyet akan turun menghampiri pengunjung jika ada yang memberinya makan, ini terjadi di area bawah sebelum memasuki jalur trekking.

Namun sayang kawasan wisata alam ini seperti tidak terurus. Banyak sampah berserakan, pedagang bisa bebas berjualan di sepanjang jalur trekking dari bawah sampai ke Curug paling atas. Mereka berjualan dengan membuat tenda atau menggelar alas tikar, koran, kardus dan sebagainya. Jadi terkesan kumuh jauh dari profesional, kondisi tersebut diperparah oleh ulah pengunjung yang membuang sampah sembarang.

Berharap Pemerintah Daerah setempat turun tangan dan segera memperbaikinya.


















Share:

Senin, 27 Juli 2015

Perawatan Akar Gigi Mahal, Ini Solusinya!!!!

Sudah lama gak menulis blog, kali ini saya mencoba mencurahkan pengalaman melakukan Perawatan Akar Gigi atau bahasa kerennya Edodontik.

Okay...setelah sih gigi bungsu selesai diambil dengan cara operasi ternyata masalah belum selesai. Gigi di depan sih gigi bungsu tepatnya di bagian bawah dekat dengan akar bolong, akibat terkena sih gigi bungsu.

Bolongnya sudah berlangsung bertahun-tahun sehingga terjadi infeksi dan pembengkakan. Bahkan di bawah pipi tepatnya di samping dagu kiri ada semacam benjolan keras. Benjolan itu kalau kondisi tubuh sedang tidak fit akan terasa sakit. Gigi juga terasa gak enak, seperti ada benda yang terasa menyangkut terus.


Puskemas


Source : Google
Karena punya BPJS, maka berobatlah  sesuai prosedur BPJS. Tahap pertama  datang ke Puskesmas, di sana minta rujukan ke RS Pelni, tapi drg hanya memberikan obat. Karena masih bengkak disuruh kembali minggu depannya. Minggu depan  kembali lagi, diperiksa dokter gigi yang sama, ia pun memberikan saran untuk mencabut gigi tersebut.

Namun karena ingat pesan drg lain, jika gigi bawah dicabut gigi atas tidak punya teman sehingga lama-kelamaan gigi atas akan turun dan rusak. Akhirnya saya tolak usulan dokter serta minta dirujuk ke RS untuk melakukan parawatan akar. 

Agak aneh memang, di poster yang ada di puskesmas tertera bahwa bisa melakukan perawatan saluran akar, tapi entahlah dokter tidak mau melakukan dengan alasan akar giginya bengkok dan tidak ada alatnya.

RS Pelni


Source : Google 


Setelah mendapat rujukan ke RS Pelni, saya langsung ke RS yang terletak di kawasan Slipi tersebut. Ambil no antrian, proses pendaftaran, kemudian menunggu di poli gigi. Sampai di Poli saya disambut antrian yang luar biasa banyaknya..hemmmm jadi males deh nunggunya. Tapi apa boleh buat untuk kesehatan terpaksa menunggu.
Nama sayapun dipanggil, masuk ke ruang poli dan langsung menceritakan keluhan gigi ini. Alangkah kagetnya saya mendengar respon drg di RS tersebut

"Saya setuju dengan perawatan Akar Gigi, tapi nanti harus pakai tambalan Logam dan itu harganya Rp 5 JUTA, karena gak ditanggu BPJS."

Dokter lalu menunjukkan tambalan logam yang ada di giginya, dokter selalu menekankan kata LIMA JUTA. 

"Jadi untuk sementara Bapak pakai tambalan biasa dulu, tapi nanti kalau uang sudah terkumpul harus tambalan logam. Untuk proses administrasi serta prosedur perawatan akar gigi nanti akan dijelaskan oleh Suster," ujarnya dengan nada tinggi, seolah-olah saya ini pasien miskin. 

Dokter memberikan resep obat, saya lalu menuju ke meja suster. Karena awam akan masalah kedokteran, jadi saya tidak mengerti apa yang dijelaskan suster.  Yang saya tangkap dari omongan suster adalah, karena pakai BPJS, jadi hanya bisa melakukan perawatan akarnya sehari sekali , sementara ada 4 akar di gigi, jadi harus bolak balik RS selama 15 kali.

Sontak kaget mendengar penjelasan suster itu. masa harus bolak-balik ketemu suster 15 kali. Ketemu dokternya seminggu cuma 2 kali, tapi ketemu suster tiap hari sampai 15 kali pertemuan. Wong saya ini buruh, mana bisa seenak udelnya mengikuti prosedur itu. 

"Suster saya kerja mana bisa 15 kali pertemuan,"celoteh saya di depan suster itu

"Oh yah sudah Bapak bayar saja, biar gak 15 kali pertemuan." jawabnya dengan muka asem dan suara agak meninggi.

Kesal, emosi jiwa deh, apa seperti ini perlakukan pasien BPJS, boro-boro senyum. Huuuhh emosi jiwa deh.

Yah sudah konsultasi ke keluarga dulu, akhirnya saya gak jadi melakukan perawatan akar gigi di sana. Tebus obatnya saja terus capcussss....


RSGM FKG Universitas Indonesia


Source : Google
Gak mau nyerah, akhirnya saya browsing lagi dan semua merujuk ke  Ruma Sakit Gigi & Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Univ Indonesia. Alasannya cuma satu, biaya cukup terjangkau, tapi ada yg mengganjal ditangani oleh mahasiswa kedokteran.

Hemmm...masih kurang yakin nih, untungnya telepon dahulu ke sana, butuh perjuanganloh biar bisa diangkat sama petugas RSGM UI. Dari petugas di dapet info kalau kasus seperti saya akan ditangani mahasiswa S-2, artinya sudah jadi drg tapi sedang mengambil spesialisasi.

Pertama datang seperti biasa pendaftaran isi lembar biodata pasien, setelah itu di cek sama drg spesialis dan drg sekelas profesor. Habis itu langsung di rujuk ke bagian konservasi gigi.

Di konsevasi gigi menunggu agak lama, soalnya berkas saya masih baru jadi belum dapat dokter.
Akhirnya nama saya dipanggil dan dokter yang menangani perempuan.

Hari pertama pemeriksaan, di cek semua keadaan gigi, lalu di interview oleh sih drg. Di foto-foto juga giginya, setelah itu sih dokter memberi laporan ke drg pembimbingnya. Baru setelah itu gigi saya bakal diambil tindakan apa. Karena gigi masih bengkak, maka dokter hanya memberikan obat, karena saya penderita maag akut maka obat tersebut berupa cairan yang disuntikan ke gigi yang sakit.

Hari kedua, baru mulai tindakan. Gigi di bor dicari akarnya sampe ketemu, pencarian akar sampai ketemu bisa 2 kali pertemuan.

Di hari selanjutkan baru deh memasukan jarum ke akar gigi tersebut. Kalau akar gigi kita masih aktif akan sangat terasa sakit sekali, pokoknya sakit banget deh. Hari ke-4 juga masih perawatan akar gigi.

Hari selanjutnya baru  reparasi gigi, itu juga mesti beberapa kali ketemu dan baru cetak mahkota gigi. Gak terhitung berapa kali saya bolak-balik untuk rontgen gigi di sana.

Saya pikir setelah cetak gigi bisa langsung beres, gak tahunya belum tentu juga. Kadang hasil cetakan mahkotanya belum menutup gigi yang sudah direparasi.
Mahkota Logam Belum Menutup Sempurna
Percobaan pertama gagal, mahkota buatan dari logam tidak menutup sempurna. Percobaan kedua juga gagal karena masih ada celah yang tidak tertutup. Akhirnya pada percobaan pemasangan ketiga baru tertutup semua dan berhasil.

Kalau mau berobat gigi di RSGM UI, kuncinya cuma satu "SABAR". Saya saja prosesnya panjang bisa 8 kali pertemuan bahkan 10, semua itu tergantung tingkat kesulitan dan approval drg pembimbing praktek.

Untuk total biaya bisa mencapai Rp 1 juta, itu karena saya memilih mahkota logam, kalau mahkota buatan biasa akan lebih murah lagi.

Semua itu ada pilihan, mau yang cepat tinggal datang saja ke drg spesialis tapi harganya bakal jauh lebih mahal. Mau yang murah bahkan gratis, bisa ikut BPJS tapi kendala waktu membuat kita berpikir ulang. Nah berobat di RS Gigi dan Mulut FKG UI atau FKG yang lain inilah, kita sebagai pasien yang terkendala biaya dan punya keterbatasan waktu bisa mengakalinya, waktunya fleksibel kok.






































Share:

Stats

Diberdayakan oleh Blogger.

Your Comment

Followers

Text Widget

Copyright © Mikhael Wr Blog | Powered by Blogger Design by PWT | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com